Sebagai sebuah akronim, diklat dibangun dari dua konsep, pendidikan dan pelatihan. Garavan (1995: 3) mendefiniskan pendidikan sebagai, proses atau serangkaian kegiatan yang bertujuan agar seseorang dapat berasimilasi dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan pemahaman yang tidak hanya terkait dengan bidang kegiatan yang sempit, tetapi juga terkait masalah-masalah yang luas dan rumit agar dapat didefinisikan, dianalisis dan diselesaikan. Sementara itu pelatihan menurutnya adalah sebuah rancangan dan upaya sistematis untuk memodifikasi atau mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, pegawai melalui pengalaman belajar, agar tercipta kinerja yang efektif dalam organisasi (1995:2).
Pemahaman dasar yang dapat diambil dari penjelasan Garavan tersebut jelas bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang atas individu dalam pekerjaannya. Sementara pelatihan lebih fokus pada kebutuhan mendesak dan kekinian mengenai pekerjaannya. Kiranya hal ini cukup menjawab mengapa pelatihan lebih dipilih untuk mengembangkan kompetensi seseorang yang lebih terkait dengan kebutuhan jawaban atas perubahan-perubahan lingkungan skala kecil dan menengah.
Pemahaman di atas diperkokoh oleh pendapat Wilson (2005: 5), Pendidikan adalah Kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai moral dan pemahaman yang diperlukan dalam semua aspek kehidupan, bukan hanya pada pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan bidang kegiatan yang terbatas. Tujuan dari pendidikan adalah untuk menyediakan kondisi yang penting bagi seseorang untuk mengembangkan pemahaman tentang tradisi dan ide-ide yang ada masyarakat di mana mereka tinggal serta memungkinkan mereka untuk terlibat di dalamnya. Dan iapun mendefisikan pelatihan sebagai, Proses perencanaan untuk mengubah perilaku, pengetahuan serta keterampilan melalui pengalaman belajar untuk mencapai kinerja yang efektif dalam suatu kegiatan atau berbagai kegiatan. Tujuannya dalam dunia kerja adalah untuk mengembangkan kemampuan pegawai yang pada gilirannya memenuhi kebutuhan organisasi baik saat ini maupun di masa depan (2005: 4).
Dalam pandangannya ini semakin meneguhkan bahwa pendidikan lebih berupa persiapan jangka panjang atas kemampuan seseorang dalam merespon lingkungannya. Sementara pelatihan merupakan upaya jangka pendek mengenai kebutuhan pekerjaan seseorang atas tantangan saat ini dan masa depan organisasi. Tawaran definisi dari Garavan maupun Wilson pada prinsipnya menunjukkan bahwa dalam pendidikan maupun pelatihan terdapat proses belajar. Proses belajar ini ada pada tiga ranah yakni pengetahuan, keterampilan serta sikap. Namun demikian, Garavan menegaskan bahwa sikap dalam pelatihan adalah sikap terhadap pekerjaannya (1995:4-5).
Tabel Garavan di bawah ini menunjukkan titik singgung konsep-konsep pelatihan, pengembangan dan pendidikan yang di dalamnya ada proses belajar. Penjelasan menarik, misalnya, diungkapkan oleh Lingham sebagai berikut:
1. Pelatihan (Training) berkontribusi untuk perbaikan kompetensi pada keterampilan, sikap dan pengetahuan yang berkaitan langsung terhadap tugas atau pekerjaan.
2. Pengembangan (Development), mengadopsi keterampilan, sikap dan pengetahuan untuk penerapan dalam peran masa depan, jangka panjang.
3. Pendidikan (Education), berkontribusi pada keterampilan, sikap dan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan.
Firman Nugraha, Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Implementasi dalam Pengembangan Sumberdaya Manusia.